hikmah di balik perjalanan sang lebah


Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.


Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Serangga betina memiliki peran penting dalam kelompok serangga. Perilaku dari lebah sangat ditentukan oleh perilaku dari lebah betina. Beberapa lebah betina dari spesies tertentu hidup sendiri (soliter) dan sebagian lainnya dikenal memiliki perilaku sosial. Lebah soliter membangun sendiri sarangnya dan mencari makan untuk keturunnya tanpa bantuan lebah lain dan biasanya mati atau meninggalkan sarang pada saat keturunnya belum menjadi lebah dewasa. Kadang kala beberapa spesies lebah soliter memberi makan dan merawat anaknya tanpa memberikan cadangan makanan bagi anaknya, bentuk hubungan seperti ini dikenal dengan istilah subsosial. Sementara pada tahap lebih tinggi, lebah hidup berkelompok dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masing-masing.
apa pelajaran yang bisa dicontoh oleh kita di balik hikmah perjalanan sang lebah?? ada beberapa tauladan yang terangkum dalam ayat 68-69, diantaranya:
1. kita disuruh bertebaran di muka bumi ini, di mana saja tempatnya yang bisa kita tempati dan bisa beradptasi didalamnya.
2. mencari nafkah, dan bekal untuk sandang, pangan, papan dari hasil yang baik lagi halal..
3. mentaati segala perintah tuhan dan menjauhi larangannya, dengan berpegang terus pada jalan agama sebagai koridorny.
4. menjadi manfaat bagi seluruh umat.. ketika ada orang merasa bahagia dan ketika tidak ada orang merasa kehilangan.
itulah beberapa kesimpulan yang bisa dilakukan oleh kita, untuk memperkuat jati diri kita sebagai seorang muslim.

Komentar