PENDIDIKAN YANG UTUH, INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL

Perkembangan sistem pendidikan Indonesia yang masih belum maksimal dan masih ada beberapa bagian yang termasuk ‘kuno’, masih terdapat yang menggunakan sistem pendidikan konvensional yang tidak mampu menemukan dan mengembangkan potensi dasar manusia, adanya penggunaan metode yang hanya menitikberatkan pada salah satu atau dua kecerdasan sehingga banyak kasus yang timbul karena ketidakseimbangan pembelajaran. Hal ini menuntut berbagai pihak agar berperan aktif dalam perbaikan sistem pendidikan.
Pada dasarnya menusia mempunyai beberapa potensi dasar, diantaranya Potensi mental intelektual (intelectual quotient), potensi ini berfungsi, antara lain menganalisis, menghitung, merencanakan sesuatu, dan sebagainya. Potensi sosial emosional (emotional quotient), merupakan potensi kecerdasan untuk mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi, kesadaran diri, dan sebagainya. Emotional quotient (EQ) lebih banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan lingkungan. Potensi mental spiritual (spiritual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Dengan SQ manusia dapat muncul sebagai makhluk yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual. Cara pengungkapan SQ adalah melalui pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti.
Dalam hal ini, sistem pendidikan hendaknya mampu mencakup aspek-aspek yang nantinya akan memaksimalkan potensi dasar manusia agar menjadi manusia yang utuh, intelektual dan emosional, yaitu potensi kecerdasan yang tidak hanya mengetahui nilai akan tetapi juga menemukan makna dari tujuan kehidupan yang sebenarnya. Karena hanya dengan kecerdasan intelektual dan emosional saja hanya menjadikan pribadi itu hanya memandang kehidupan duniawi saja, tetapi pada dasarnya kita adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dan kita sudah seharusnya menyadari bahwa kita arah dan tujuan kehidupan yang kita jalani tidak hanya sekedar duniawi saja.
Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas, kaya dan mendalam; kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ menjadi landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan mensinergikan IQ dan EQ secara integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ, pemikiran, perilaku dan perihidup manusia diberi makna dan bermuatan makna spiritual.
Keadaan yang sekarang kehilangan pandangan tentang kejujuran dan kesetiaan individu daripada kecerdasan teori dan emosional saja sehingga banyak kasus seperti korupsi, hal ini karena belum adanya sistem pendidikan yang menggabungkan ketiga kecerdasan. Apabila dunia pendidikan sudah menerapkan ketiga aspek kecerasan tentunya akan menghasilkan manusia yang mempunyai kecerdasan intelektual, jiwa sosial dan kecerdasan spiritual yang tinggi.
Oleh karena itu, untuk membentuk pendidikan yang utuh, intelektual dan emosional, sistem yang seharusnya diterapkan adalah sistem yang memaksimalkan potensi kecerdasan dasar manusia yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual agar manusia Indonesia menjadi lebih baik dan tidak ada lagi kasus mengenai kehilangan hati nurani, kepercayan terhadap Tuhan. Sehingga nantinya Indonesia menjadi negara yang maju.

Komentar