YANG MISKIN, YANG TAK BERHAK SAKIT

Fakta di Indonesia, segala hal yang ada biaya administrasi dan biaya pendukungnya pasti akan lebih dipriortiaskan dan dilayani dengan sebaik-baiknya, hal ini juga terjadi di bidang kesehatan di Indonesia. Untuk masyarakat level atas atau yang mempunyai uang, ketika ia sakit biaya kesehatan akan sangat mudah terjangkau bahkan akan memilih fasilitas kesehatan yang terbaik, dan hal ini juga akan dilayani dengan baik oleh pihak yang menanganinya. Akan tetapi dilain pihak, masyarakat level bawah yang keperluan biaya sehari-hari saja tidak mencukupi, akan sangat menyakitkan jika ia sakit dan hanya akan membiarkan sakit yang ia rasakan.

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Jamkesmas atau Askeskin, sering kali tidak dipandang sebelah mata oleh rumah sakit umum yang ada di daerah, Tidak sedikit masyarakat miskin dikecewakan oleh pelayan rumah sakit.
Sesungguhnya kesempatan untuk berobat dan mendapatkan pelayanan yang layak adalah hak asasi manusia, namun hal ini sangat jarang kita sadari. Kita sudah terlanjut beranggapan bahwa kesehatan adalah masalah pribadi, kalau sakit ya berobat sendiri, beli obat sendiri, dan sebagainya. Padahal ini adalah tanggung jawab negara untuk mengaturnya, tanggung jawab seluruh warga untuk memastikan semua orang lain sesama warga negara untuk hidup layak dan sehat.
Karena sebenarnya setiap orang yang sakit, apapun penyakitkan, apapun status sosialnya, berapapun kekayaannya, maka mereka harus memperoleh standar pelayanan yang mereka butuhkan, tidak boleh lebih, tidak boleh kurang. Sekali lagi, hal ini sangat jarang di ketahui warga negara kita. Padahal hal ini sudah menjadi semacam kepercayaan bagi penduduk negara-negara lain yang sudah duluan maju dari kita; bahwa akses yang sama untuk pelayanan kesehatan adalah hak bagi seluruh warganya.
Dan dalam hal ini, janganlah kita contoh sistem Amerika Serikat. Sampai saat ini, biaya kesehatan mereka adalah yang terboros dan sistem kesehatan mereka adalah salah satu yang terjelek untuk ukuran negara maju. Hal ini tidak terlepas dari sistem kapitalisme yang mereka pakai dalam sistem kesehatan. Dulu Bill clinton pernah memperjuangkan hal ini, tapi kandas di tangan penguasa asuransi, kini obama juga berjuang untuk hal ini, tapi belum ada tanda-tanda akan berhasil, penguasa kapital lebih kuat disana.
Kembali ke negara kita. Sistem pembayaran “out of pocket” atau bayar sendiri setiap kali berobat, sudah menjadi tradisi dalam sistem kesehatan kita. Tidak ada yang salah dengan sistem ini memang, selama si sakit sanggup membayar untuk biayanya, dan si dokter mau jujur untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien. Namun kenyataannya tidak seperti itu, sering sekali pihak pasien, yang dalam hal ini adalah pihak yang kurang tahu tentang permasalahannya sendiri, tidak tahu sakitnya apa, bagaimana pengobatannya, butuh biaya berapa dan sebagainya, menjadi pihak yang dirugikan. Kurang pengetahuan tersebut menjadi kunci inggris yang menjadikan pihak dokter, rumah sakit atau pemberi pelayanan menjadi penguasa. Sering kita dengar ada orang biasa yang awalnya cukup mampü untuk menghidupi diri dan keluarganya dari pekerjaan serabutan, akhirnya jatuh sakit dan menjadi miskin karena seluruh hartanya habis untuk biaya berobat. Sakitnya kemudian tidak sembuh sembuh, malah bertambah parah, utang disana sini, tidak bisa bekerja, dan terus sengsara. Ánehnya lagi, dari seluruh uang yang dia keluarkan, seluruh rumah sakit yang ia kunjungi, ia tidak pernah tahu apa diagnosa yang ditegakkan untuk dia. Sudah jatuh ketimpa tangga, terus tangganya rusak dan harus ganti karena tangganya milik tetangga, sedangkan dianya harus berobat pula. 
Seperti saya sebutkan tadi, dalam kontek ini tidak ada yang salah, karena sistem ini kita sendiri yang membuatnya. Yang salah adalah ketika kita tidak mau merubahnya kearah yang lebih baik. Pemerintah (dan para wakil rakyat) dalam hal ini bak supir bus, yang kita pilih untuk membawa kita ke arah yang kita inginkan. Adalah hak kita untuk menegur sang supir supaya memilih jalan yang lebih bijak, sehingga kita penumpang bisa mencapai tujuan yang kita inginkan, dalam keadaan sehat walafiat tentunya.

Komentar